Pendapat mazhab Syafie, aqiqah ini sunat muakkad hukumnya. Ia merupakan ibadat yang tertinggi dan sangat digalakkan, akan tetapi ia tidaklah sampai kepada hukum wajib. Rasulullah sentiasa mengamalkan hal ini. Ianya sangat-sangat dituntut dalam Islam. Hukum Meng Aqiqah Diri Sendiri. Pertama, aqiqah hukumnya sunah muakkad (ditekankan) menurut pendapat yang lebih kuat. Dan yang mendapatkan perintah adalah bapak. Karena itu, tidak wajib bagi ibunya atau anak yang diakikahi untuk menunaikannya. Jika Aqiqah belum ditunaikan, sunah akikah tidak gugur, meskipun si anak sudah baligh. Jika bayi tidak dicukur, orang tuanya bisa memperkirakan berat rambutnya dan bersedekah seberat rambut itu. Kemudian mencukur rambut dilakukan setelah menyembelih aqiqah.. (Mausu’ah al-Fiqhiyah, 26:107). Berdasarkan keterangan di atas, penentuan waktu pelaksanaan aqiqah di hari ketujuh, hukumnya tidak wajib. Demikian pula, aqiqah dan mencukur Sekedar catatan, Ibnu Hazm termasuk kalangan yang mewajibkan penyembelihan hewan aqiqah. Sehingga karena dalam anggapannya wajib, maka bila tidak dikerjakan, wajib untuk diganti atau diqadha’. Dan qadha’ itu tetap berlaku sampai kapan pun. .

aqiqah wajib atau tidak